Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanah Yang Cocok Untuk Pertanian

Tanah Yang Cocok Untuk Pertanian

Tanah untuk pertanian

Tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang mengandung unsur :
1. Bahan organik
2. Organisme hidup
3. Udara tanah
4. Kelembaban tanah (air tanah)
5. Unsur hara (zat makanan bagi tanaman)
Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapat :
1. Meningkatkan jumlah dan aktifitas organisme hidup dalam tanah
2. Menggemburkan tanah
3. Memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah
4. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air
5. Menjadi sumber hara bagi tanaman.
Meningkatnya organisme hidup dalam tanah dapat meningkatkan pula kesuburan tanah yang akhirnya bahan organik itu sendiri bertambah banyak, sehingga dalam tanah terbentuk humus. 
Secara sederhana humus didefinisikan sebagai material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan ataupun ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya berubah menjadi humus (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
Sedangkan secara lebih kimia, humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak cincin dan subtituen-subtituen polar seperti fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida. Jadi humus dapat merupakan ciri khusus indicator tingkat kesuburan tanah.
Pada umumnya, tanah yang subur dan baik untuk pertanian mempunyai ciri fisik :
1. Warnah gelap atau hitam
2. Gembur

Tanah yang gembur dapat menyediakan air, udara dan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Karena itu pada tanah gembur bibit tanaman cepat tumbuh. Sedangkan pada tanah yang padat/keras, udara sulit bergerak, air sulit terserap dan organisme tanah tidak dapat berkembang.
 
Kekurangan udara dan air dalam tanah menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu ataupun mati. Karena itu diperlukan pengolahan tanah yng sempurna.

Unsur hara dalam tanah dapat berasal dari degradasi/pelapukan sisa tanaman atau hewan yang disebut pupuk alam. Dapat pula berasal dari pupuk buatan yang ditambahkan kedalam tanah baik berupa pupuk organik  maupun pupuk kimia.
pengolahan tanah untuk pertanian

Bagaimana tanaman memanfaatkan unsur hara dalam tanah?

Tingkat ketersediaan unsur hara bagi tanaman dalam tanah terbagi dalam tiga bagian:
1. Unsur hara yang larut dalam air (langsung tersedia)
2. Melekat pada kisi-kisi butir-butir tanah (lambat tersedia)
3. Sebagian tersimpan dalam bahan organik dan mineral (tidak tersedia)
Kemampuan tanaman itu sendiri menyerap unsur hara tanah dipengaruhi oleh:
1. pH tanah
2. Tingkat ketersediaan air dalam tanah
3. Jarak jangkaun akar
4. Kemampuan tanah menyediakan unsur hara

Hubungan air dan unsur hara
Dalam suasana lembab perakaran tanaman lebat. Keadaan ini sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk menyerap unsur hara. Saat tanaman melakukan respirasi, akan terjadi aliran massa air ke dalam tubuh tanaman. Pada saat itu terangkut pula unsur hara nitrat (N), sulfat (S), kalium (K) dan magnesium (Mg) ke permukaan akar.

Jadi kekurangan air, dapat menyebabkan tanaman tidak dapat memperoleh unsur hara, khususnya kalsium, magnesium, nitrat, sulfat dan lain lain. Karena itu, pemupukan dapat memberikan hasil apabila cukup tersedia air dalam tanah.

Hubungan pH tanah dan ketersediaan unsur hara
Pada pH tanah rendah (pH lebih kecil 5,5), unsur hara Al, Fe dan Mn menjadi larut, serta dapat mencapai tingkat yang bisa meracuni tanaman.

Pada pH tanah yang tinggi (pH lebih besar dari 6), keracunan Al, Fe dan Mn menjadi kurang. Tetapi pada pH tanah yang terlalu tinggi (lebih besar dari 7), dapat menyebabkan Al, Fe dan Mn tidak tersedia. Karena itu, pH tanah sebaiknya bersifat sedang sampai netral, atau 5-6,5.